Jumat, 25 Maret 2011

Sekitar Cerita Kota Depok

jika ingin mengungkap tentang Depok. Terlalu banyakk hal yang harus diceritakan. Tidak hanya bisa diceritakan tentang asal-usulnya saja tetapi juga kondisinya yang terkini

delapan belas tahun sudah menetap di kota Depok banyak hal yang ingin diketahui, baik itu sejarah asal-usul sampai bukti sejarah yang masih tertinggal dan dapat dilihat.

Tulisan ini masih bersifat dangkal, jadi jika ada yang memiliki informasi lebih lengkap mohon dilengkapi.

Depok tak asing buat saya, karena waktu saya kecil (± ketika itu kelas 2-3 SD sekitar tahun 1976-1977) saya sering berkunjung ke salah satu kerabat orang tua saya yang di Depok ( sekarang dekat gerbang masuk UI).

Ada hal yang selalu menjadi pertanyaan saya ketika itu, jika sampai disana kami selalu disana kami selalu disapa ingin ke tempat siapa, dan jika menyebutkan nama kerabat tersebut, tetangga sekitarnya selalu mengatakan mau kerumah Sinyo Depok (atau sering juga disebut Belanda Depok). Ketika itu saya tanyakan ke orang tua saya kenapa teman ayah saya itu disebut Sinyo Depok). Ketika itu saya tanyakan ke orang tua saya kenapa teman ayah saya itu sebuah Sinyo Depok, kan wajahnya dan keluarganya adalah orang pribumi hanya saja agak berbeda sedikit warna kulitnya lebih putih (campuran Eropa)
Orang tua saya tak banyak memberikan keterangan karena hanya tahu bahwa kerabatnya sudah turun temurun tinggal disana.

Berlalu sudah sudah masa itu tanpa menemukan jawabannya karena banyak orang yang belum mengungkapkannya.
Setelah kepindahan ke Depok tahun 1993 mulainya mencari tau tentang Depok.
Begitu besar peran Depok dalam sejarah, dimana ternyata telah terungkap dengan ditemukannya bukti-bukti sejarah sejak jaman Pra sejarah seperti mentir “Gagang Golok”, punden berundak “Sumur Bandung” dan masih banyak lainnya.
Ada beberapa tulisan pernah mengungkap bahwa pada abad ke-14 Depok menjadi Front terdepan  tentara Jayakarta saat berperang melawan Pajajaran, dimana bisa dibuktikan dengan
Ø  Masih terdapatnya nama-nama kampung menggunakan bahasa sunda seperti Serang, Cisalak, Karang Anyar
Ø  Ditemukannya cincin kno peninggalan jaman Pajajaran di Nagela (tersimpan di museum Jakarta)
Ø  Tahun 1709 Abraham Van Riebeck menemukan benteng kuno kerajaan Pajajaran di Karadenan.
Pengaruh Islam pun diperkirakan masuk ke Depok tahun 1527 bersamaan dengan perlawanan Banten dan Cirebon setelah Jayakarta direbut Verenigde Oost Indische Companie (VOC).
Depok yang kini telah memiliki 11 kecamatan begitu banyak mengungkap bukti-bukti sejarahnya, diantaranya bukti peninggalan yang bisa terungkap :
        I.            Keramat bagi yang terletak antara Perumnas Depok I dan Depok Utara. Disekitar tempat itu terdapat tujuh sumur dan bangunan kecil yang berisi senjata kuno seperti keris, tombak dan golok.
      II.            Di Pandak (Karadenan) terdapat masjid kuno yang merupakan masjid pertama di Bogor Masjid ini dibangun Raden Safe’i cucu pangeran Sangiang bergelar Prabu Surawisesa.
    III.            Di bojong Gede terdapat makam Ratu Anti atau Ratu Mae-munah, seorang prajurit Banten yang berjuang melawan Pajajaran di Kedug Jiwa.
    IV.            Di Wilayah Kecamatan Tapos yang merupakan pengembangan wilayah Depok (Kecamatan baru) ditemukannya makam dan cerita tentang kisah perjuangan para pembangun dan leluhur Tapos depok, antara lain
1.      Ki langkap Kapidatu, asal-usul nama Cilangkap, tahun 1460 (guru Sunan Kalijaga sebelum bertemu Prabu Siliwangi)
2.      Asal-usul nama Sindangkarsa, Sukamaju Baru(mata air keinginan Petilasan Sunan Kalijaga tahun 1460)
3.      Buyut dayung Lelana(eyang lembayung) sukamaju Baru
4.      Asal-usul nama Kebayunan (sejarah kanjeng Ratu Pembayun Leluhur Tapos di kebayunan, salah satu penembahan Senopati Mataram tahun 1580)
5.      Tahwos, asal-usul kata Tapos 1628
6.      Makam kanjeng Raden Santeriyuda, 1629 (wali Mahmudin, putra Sultan Agung Mataram) dan istrinya Nyimas Utari Sandijayaningsih Tapos.
7.      Makam Buyut Riin (Raden Reksobuwono) Tapos 1628.
8.      Makam raden bagus wanabaya dan Tumenggung Upasanta, Kebayunan, 1628-1682
9.      Makam ibu Ratu Ambo Mayangsari istri pangeran purbaya putra Sultan Abdul Fattah di Cimpaeun, 1688.
10.  Makam Raden Panji Wanayasa putra Bagus Wanabaya di seru Jatijajar 1688.
11.  Makam Tumenggung Surotani di Sukatani 1629 (pendiri wilayah sukatani)
12.  Sejarah sumur Gedhe dan Teblong (ampaeun, kapitan Sukatani), lemah Duwur dan kepala kali Sunter 1700.
13.  Sejarah Leuwinanggung dan Tubagus Pengeling 1700
14.  Makam Buyut Kuningan (Santri Bethot) Cilangkap 1700


Untuk ceritanya dari para pejuang di Tapos akan dibahas tersendiri.
Depok  diera kolonialpun tak kalah punya cerita masih ada bukti sisa-sisa peninggalannya sebeum cerita masa kolonial, akan lebih baik diungkap dulu peninggalannya. Yang sebagian masih terlihat, antara lain :
1.      Rumah Tua Pondok Cina (di lokasi Margo city, sekarang menjadi cafe kopi sempat menjadi cafe olala)
Pondok Cina merupakan daerah komersial strategis sejak tempo dulu.
Para pedagang etnis cina yang berkunjung ke Depok untuk berdagang kerap singgah di pondok milik Low Kwan Bo atau Nona Loen
Cikal bakal pemberian nama ini dipopulerkan masyarakat pribumi.
Sedangkan Rumah Gedong tua yang di pondok cina (Margo City) milik seorang Tuan tanah di pondok cina dan seorang kapitan cina. Anaknya Low Kwie Liong sebagai pewaris kemudian mewariskan kepada Low Chiang Ang (anaknya Low Kwie liong) karena Low Chiang Ang meninggal diGunung Burangrang, rumah itu diserahkan kepada adiknya Low Chiang Ing. Tepat di belakang rumah tersebut terdapat makam Kapitan , Low Kwie Liong dan beberapa keturunannya. Dan tersisa pohon asam tua yang berada di sebelah rumah gedong tua.

2.      Situ Pancoran Mas (Pancoran Mas).
Sekarang nama tersebut digunakan sebagai nama salah satu kecamatan yang ada di wilayah depok. Di Pancoran Mas terdapat mata air yang tidak pernah kering hingga kini.  Nama ini berkaitan dengan masa lalu dimana mata air tersebut ditampung dan dipancurkan kembali untuk digunakan untuk mandi, cuci dan digunakan untuk memasak (hingga sekarang masih digunakan untuk cuci dan mandi). Kata Pancoran Mas dinamakan demikian karena pada masa itu pada pagi dan sore hari sinar matahari yang memantul ke kolam penampungan dan mata air yang menembus diantara dedaunan yang rindang menghasilkan warna keemasan pada permukaan kolam penampungan.

3.      Cagar Alam atau Taman Hutan Raya Depok (Tahura)
Merupakan cagar alam pertama di Indonesia , diresmikan sebagai cagar alam pertama pada tanggal  31 Maret  1913 Gubernur Jenderal Idenberg.
Luas wilayah cagar alam 6 ha. Wilayah ini tidak pernah dijamah /dimasuki masyarakat, meskipun letaknya ditengah-tengah pemukiman. Keasliannya masih terjaga.

4.      Central Gardu Listrik Stasiun Depok
Listrik yang dihasilkan selain untuk pemasok kereta listrik juga digunakan untuk perumahan di kala itu. Central gardu listrik ini dibangun tahun 1900 an dengan ciri ArtDeco. Hingga saat ini gedung tersebut masih terjaga dan digunakan sebagai cadangan listrik kereta listrik.

5.      Seminarie (Sekolah Tinggi Theology)
Sekarang dijadikan Gereja Pesundan Depok, merupakan institusi sekolah tinggi pertama yang didirikan pada tahun 1878, sisa-sisa bangunan lama sudah tidak kelihatan.

6.      Eretan Ciliwung
Merupakan tempat penyeberangan kali Ciliwung dengan menggunakan getek bambu. Ini sarana perhubungan yang berumur sangat tua.

7.      Gemeente Bestuur Depok sekarang Rumah Sakit ” Harapan Depok”
Merupakan Pusat Pemerintahan Depok di masa lalu, dari sini segala sesuatu diatur di bawah kekuasaan seorang Residen.

8.      Kherkof (tempat pemakaman)
Dibangun memenuhi kebutuhan tempat pemakaman umum (TPU) orang  Depok tempo dulu, dibangun tahun 1700 an.

9.      Voetbal Veld (Lapangan Sepak Bola)
lDi tempat inilah para pahlawan sepak bola Depok berlatih.

10.  De Eerste Kerk
Merupakan gereja tertua di Depok, dibangun tahun 1700 an , telah mengalami beberapa kali renovasi sehingga sudah kehilangan bentuk asli masa lalunya.
Itu hanyalah sebagian yang tersisa , karena kian hari peninggalan itu akan musnah jika tidak di jaga dan dilestarikan . Untuk itu  marilah kita coba mengupas kembali bagian sejarah Depok di era Kolonial, supaya segera tergugah untuk melestarikannya.
Marilah kita menjadi pecinta sejarah bukan sekedar penikmat sejarah, di mana jika menjadi pecinta sejarah maka kita akan menjaga dan melestarikannya tetapi jika sebagai penikmat sejarah maka hanya sekedar tahu saja.
Depok yang berasal muasal dari sebuah kata dari Koloni orang kristen pribumi(Christelijke Gemente) yang disebut ” De Eerste Protestante Organisatie van Kristenen” disingkat DEPOK,dan semboyannya “Deze Einheid Predikt Ons Kristus” (Persatuan membawa kami mengenal kristus) yang disingkat DEPOK  juga. Inilah yang kemudian di kenal sebagai cikal  ba kal kata kota ” Depok”.
Cerita Depok bermuasal dari seorang Belanda  bernama Cornelis Chastelein  yaitu seorang  anggota Dewan Hindia Belanda yang lahir di Amsterdam tahun 1657 adalah seorang pejabat Pengadilan Tinggi (Raad Ordinair) yang baik hati juga dermawan, memiliki tanah cukup luas mulai dari Weltevreden  (Gambir) sampai ke Timur di Meester Cornelis  (Jatinegara) dan  Selatan dekat Buitenzorg (Bogor).
Pada 18 Mei 1696 Chastelein membeli tiga bidang tanah di hutan sebelah selatan Batavia  , di bilangan Mampang, Karang Anyar dan Depok yang  semuanya merupakan tanah-tanah swasta , ia membelinya seharga 700 ringgit.
Dengan dibelinya tanah di Mampang, Karang Anyar dan Depok ia mulai menekuni bidang pertanian di bilangan Seringsing(Serengseng). Ntuk menggarap tanah itulah ia mendatangkan budak (para pekerja) dari Bali,  Makassar,  Nusa Tenggara,  Ternate,  Jawa , Pulau Rote dan Filipina.
Menjelang ajalnya pada tanggal 13  Maret  1714 Cornelis Chastelein menulis surat wasiat untuk menghadiahkan budak-budak yang telah dimerdekakan dan beragama kristen.
Di dalam testamennya Chastelein juga mensyaratkan bahwa Tanah Depok untuk selama-lamanya harus berada di tangan budak-budak dan keturunannya yang pada waktu itu berjumlah 200 orang. Tanah Depok juga tidak boleh dijual , digadaikan kepada pihak luar. Didalam testamennya juga ditulis dilarang bagi orang-orang Cina untuk tinggal di Depok. Larangan untuk perdagangan madat dengan perjudian. Beranggapan orang-orang cina adalah chastelein orang-orang jahat yang bakal membuat musnah orang Depok.
Selain menghibahkan tanah Depok diberikan juga 300 ekor sapi, 2 set gamelan, dan tombak bertaburan perak.
Chastelein mendapatkan dua anak perempuan Maria dan Catharina dari pernikahannya dengan dua orang budak asal bali. Untuk kedua anaknya itu dia mewariskan tanahnya yang dinamakan weltevreden, kira-kira di tempat rumah sakit militer di Weltevreden. Sedangkan tanah di Seringsing (Serengseng dekat Lenteng Agung) diberikan kepada anak laki-lakinya Anthony (meninggal muda tahun 1715)
Tahun 1705 chastelein pernah menulis buku berjudul “Invallende Gedagten Ende Aan Merkingen over Colonien” yg berisi pandangan dan celaannya terhadap politik saudagar dari VOC.
Pada 28 Juni 1714 cornelis chastelein meninggal dunia, meninggalkan bekas budaknya yang telah melebur menjadi 12 marga yaitu Jonathans,Leander, Bacas, Loen, Samuel, Jacob. Laurens, Joseph, Tholens, Isakh, Soediro dan Zadoks. Marga itu kini tinggal 11 karena marga zadoks telah musnah.
Keturunan pekerja/budak yang dimerdekakan itu biasa disebut “Belanda Depok”.
Akhirnya saya menemukan jawaban kenapa waktu saya kecil kalau berkunjung ke kerabat orangtua saya selali disebut sinyo depok atau belanda depok,yang ternyata adalah karena keturunan dari pekerja yang dimerdekakan oleh cornelis chatelein.
Depok sejak era kolonialpun telah dijadikan  daerah otonom sendiri (1871) yang diperintah oleh seirang Residen sebagai Badan Pemerintahan Depok Tertinggi (Gemeente Bestuur Depok sekarang rumah sait “harapan depok”) bukti peninggalan sejarah sebagai pusat pemerintahan otonomi Depok era Kolonial.
Setelah jepang menyerah kepada sekutu HEIHO dan PETA(Pembela Tanah Air)pun dibubarkan. Dan setelah diproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia, para pemuda Depok khususnya mantan dakan rapat di Jalan Citayam(sekarang jalan Kartini). Hadir seorang bekas PETA(tole iskandar) dan tujuh bekas HEIHO serta 13 orang pemuda depok lainnya.
Pada rapat ini dibentuk barisan keamanan Depok yang berjumlah 21 orang dengan komandannya Tole Iskandar. Inilah asal muasal perjuangan di Depok.
Depok sekarang terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman.
Depok tak lagi sebagai tanah milik budak yang dimerdekakan. Depok kini sudah menjadi kota yang mandiri yang memiliki 11 kecamatan dan merupakan kota Administratif.
Kota Depok ditetapkan sebagai Kota Administratif berdasarkan UU no.15 tahun 1999 tentang pembentukan kota madya TK II Depok yang ditetapkan pada 20 April 1999.
Kota Depok diresmikan pada tanggal 27 April 1999 bersamaan dengan pelantikan walikota saat itu Drs H. Badrul Kamal.
Momentum peresmian kotamadya ini dijadikan landasan bersejarah dan dijadikan hari jadi kota Depok.
Perkembangan Depok janganlah mejadi cikal bakal penghancur kelestarian alam Depok dan penghilangan atau pemusnahan bukti sejarah.
Dulu ketika pertama menjejakan kali di Depok disekeliling terlihat nuansa hijau pepohonan disepanjang jalan, dan kicau burung dipagi hari saling bersahutan dialam liat, kini suasana itu telah hilang, kerinduan akan kelestarian alam(adanya pusaka alam/tanaman tua peninggalan masa lalu seperti pohon asam yang rindang sepanjang jalan di Depok tempo dulu dan sangat terkenal akan ada lagi bukan pohon beton gedung bertingkat (mal, apartemen, ruko) yang kian marak.
Dengan tulisan ini sayapun ingin mengajak mari hijaukan kembali kota tercinta Depok, kurangi asap kendaraan, gunakan hari libur sebagai hari bebas kendaraab vermotor, gunakan kereta angin sebagai transportasi, kurangi sejuta angkot dan kendaraan pribadi.
Untuk anak-anakku dan adik-adikku warga Depok marilah cintailah Depok sebagai tanah air kita dengan memulai belajar sejarahnya, asal usulnya agar tak lupa akan pepatah di mana bumi dioijak disana langit dijunjung artinya dimanapun kita tinggal mulainya cari tahu dan cintai sejarahnya tempat tinggal kita.



10 komentar:

  1. wah , senang sekali ternyata masih ada yang menyadari pentingnya sejarah, cuma untuk kisah tapos semua mengambil daru blog saya saya pahlawan kali sunter, nggak papa sih, saya malah senang, kalau bisa ya datang langsung ke lokasi, nanti saya cerita yang lebih detil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas boleh tukeran no hp ,atau email buat nanya seputar informasi tentang blog sampeyan,.. Ni email saya kjamburi@yahoo.com

      Hapus
    2. Tulis saja di komen blog saya , nanti saya balas !

      Hapus
  2. ya memang saya ambil tulisan kamu kan saya tulis sumbernya dari kamu maaf sebelumnya

    BalasHapus
  3. Maaf mas/mbak,kalo boleh tau alamat lemah dhuwur ,tempat ki langkap khafidatu di mana yah, soalnya saya sempat nyari ga ketemu,tolong kirim email aja ke saya :Kjamburi@yahoo.com... trims.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Trima ksih yg sebesar2 kpd yg menulis artikel ini

    BalasHapus
  6. Mohon infony sya mau tau letak makam kilangkap kahpidatu .trims

    BalasHapus
  7. Mohon infony sya mau tau letak makam kilangkap kahpidatu .trims

    BalasHapus